Kota Padang, dengan keindahan alamnya yang memukau dan warisan budayanya yang kaya, telah menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan dari berbagai belahan dunia. Dari pantai-pantai yang indah hingga pegunungan yang menakjubkan, setiap sudut kota ini menyimpan pesona yang tak terlupakan. Namun, di balik gemerlapnya pemandangan alam, Kota Padang juga menawarkan sebuah kekayaan budaya yang elegan, yang tercermin dalam arsitektur megah, kuliner khas, dan keramahan masyarakatnya.
Salah satu tempat yang wajib dikunjungi adalah Bukit Langkisau, sebuah perbukitan yang menawarkan panorama matahari terbenam yang memukau di atas Samudra Hindia. Dari puncak bukit ini, para pengunjung dapat menyaksikan keindahan alam yang luas, sementara warna-warni langit senja memberikan sentuhan dramatis yang tak terlupakan. Selain kecantikan alam, Kota Padang juga mempersembahkan pesona kisah legendaris di Pantai Air Manis. Dengan pasir putih yang lembut dan ombak yang tenang, pantai ini menjadi tempat yang ideal untuk bersantai sambil menikmati misteri dari cerita rakyat yang terkenal.
Tidak hanya alam yang memikat hati, Kota Padang juga menawarkan warisan budaya yang berharga, seperti yang terlihat di Kampung Cina. Dengan jajaran bangunan tua yang megah, kuil-kuil klasik, dan jalan-jalan kecil yang dipenuhi dengan kesibukan, kampung ini memancarkan pesona budaya yang kaya. Pengunjung dapat menikmati suasana tradisional sambil menjelajahi toko-toko antik yang menjual berbagai barang seni dan kerajinan lokal.
Di tengah gemerlapnya kota, Masjid Raya Sumatera Barat berdiri megah sebagai simbol keagungan arsitektur Islam. Kubah-kubah indahnya memancarkan keanggunan yang tak tertandingi, sementara interior masjid menyiratkan kedamaian dan spiritualitas. Para pengunjung dapat memperdalam pemahaman mereka tentang Islam dan menikmati keindahan arsitektur yang klasik di tempat ini.
Namun, keelokan Kota Padang tidak hanya terbatas pada alam dan budaya. Masih ada sejumlah tempat lain yang menunggu untuk dijelajahi, seperti Museum Adityawarman yang menyimpan koleksi seni dan artefak berharga, serta Danau Maninjau yang menawarkan pesona alam yang damai di tengah-tengah pegunungan yang hijau.
Kota Padang, dengan keindahan alamnya yang menawan dan kekayaan budayanya yang elegan, terus menjadi magnet bagi para pelancong yang mencari pengalaman wisata yang mendalam dan tak terlupakan. Dengan perpaduan yang sempurna antara alam yang megah dan kekayaan budaya yang berharga, Kota Padang menjadi destinasi yang sempurna untuk mereka yang ingin menjelajahi pesona Indonesia yang sesungguhnya.
Pesona wisata alam yang ada di Provinsi Aceh memang sangat diminati oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal. Provinsi aceh dikenal sebagai Kota Serambi Mekkah, karena dikenal dengan Islam di masa lalu dan melimpahnya pendidikan Islam di daerah ini. Selain itu, daerah ini merupakan bagian dari kerajaan Islam awal di Nusantara yang secara historis dikenal sebagai Kerajaan Samudera Pasai. Sebenarnya Aceh memiliki banyak potensi wisata yang terus dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Aceh. Ada ungkapan terkenal dari promosi Aceh, dimana slogan ini dipopulerkan oleh pemerintah asal-asalan, yaitu “The Light of Aceh”. Pasca Tsunami yang melanda wilayah Aceh, pemerintah terus membangun untuk membangun kembali perekonomian Aceh yang sempat terpuruk pasca Tsunami.
Potensi pariwisata Aceh sebenarnya sangat besar, sehingga pemerintah melihatnya sebagai peluang yang menjanjikan. Pada postingan kali ini, penulis ingin mendeskripsikan tempat wisata terkenal dan terbaik di Aceh. Beberapa tempat wisata yang sering dikunjungi adalah sebagai berikut:
Jika ada tempat yang wajib Anda kunjungi saat berkunjung ke Banda Aceh, yaitu Masjid Raya Baiturrahman. Ini adalah situs sejarah yang sudah ada sejak zaman kejayaan Kesultanan Aceh dan masih bertahan hingga saat ini. Masjid ini telah melalui berbagai hal, mulai dari tragedi pembakaran oleh kolonial Belanda pada tahun 1873 hingga bencana tsunami pada akhir tahun 2004. Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh merupakan salah satu destinasi wisata religi favorit para wisatawan di Kota Banda Aceh. Masjid bersejarah ini tidak hanya menjadi ikon Serambi Mekah, tetapi juga menjadi simbol perjuangan dan penyebaran Islam di Indonesia hingga jazirah Asia Tenggara.
Masjid Raya Baiturrahman pertama kali dibangun pada era Kesultanan Aceh. Atap masjid ini dibuat sesuai dengan karakteristik masjid-masjid di Indonesia saat itu, atap limas memiliki empat lapis. Arsitektur masjid secara keseluruhan merupakan kombinasi gaya sejumlah negara. Gerbang utama yang menyerupai gaya rumah klasik Belanda ini berada tepat di depan pintu utama yang dibatasi oleh serambi bergaya arsitektur masjid-masjid di Spanyol. Pintu yang menjadi sekat menuju ruang utama masjid ini bergaya arsitektur India kuno.
Memasuki ruang utama masjid, Anda akan melihat hamparan ruang yang luas dengan lantai marmer putih dari Italia. Ruang utama juga dipenuhi pilar-pilar berwarna putih dengan sedikit aksen dekoratif di bagian bawah. Warna putih ini membuat ruang utama terkesan lebih luas. Interior kubah utama yang berada tepat di tengah ruang utama dilengkapi dengan lampu gantung yang berisi 17 titik penerangan. Lampu gantung hias juga terlihat di mihrab masjid, tepat di titik tengah bagian depan ruangan.
Fungsi masjid saat ini semakin berkembang seiring dengan penerapan syariat Islam di Nangroe Aceh Darussalam. Tidak hanya sebagai tempat ibadah dan pendidikan agama, kini Masjid Raya Baiturrahman juga dijadikan sebagai media untuk mengembangkan potensi sosial.
Museum Tsunami Aceh merupakan salah satu tempat wisata di Aceh yang wajib dikunjungi wisatawan saat menghabiskan waktu di provinsi Aceh. Museum ini merupakan monumen untuk memperingati gempa dan tsunami yang melanda Aceh pada tahun 2004. Dimana banyak korban jiwa saat itu. Gedung yang terletak di Kota Banda Aceh ini menyimpan berbagai benda yang menggambarkan betapa dahsyatnya bencana itu, sekaligus menjadi pusat pendidikan dan evakuasi jika bencana tsunami kembali terjadi.
Museum ini hadir untuk menambah berbagai pilihan tempat wisata di Aceh yang sudah ada sebelumnya. Museum tsunami ini terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda dekat Simpang Jam dan di seberang Lapangan Blang Padang Kota Banda Aceh dan diresmikan pada Februari 2008. Tujuan dibangunnya museum ini adalah untuk memperingati gempa bumi yang menyebabkan tsunami tahun 2004, selain itu juga untuk juga sebagai pusat pendidikan dan sebagai pusat evakuasi jika terjadi bencana tsunami lagi.
Gedung museum ini dirancang oleh dosen arsitektur ITB Bandung, M. Ridwan Kamil. Perancangan yang bertajuk Rumoh Aceh As Escape Hill ini mengambil ide dasar dari rumoh Aceh yaitu rumah adat Aceh berbentuk rumah panggung. Museum ini dibangun dengan dana sekitar Rp. 70 milyar dan memiliki 2 lantai. Lantai 1 merupakan area terbuka yang dapat dilihat dari luar dan fungsinya sebagai tempat untuk memperingati peristiwa tsunami.
Di lantai 1 terdapat beberapa ruangan yang berisi jejak tsunami 2004. Ini termasuk ruang pameran tsunami, pra-tsunami, tsunami dan pasca-tsunami. Selain itu, beberapa gambar kejadian tsunami, artefak jejak tsunami, dan diorama juga ada di lantai ini. Salah satunya adalah diorama kapal nelayan yang diterjang tsunami dan diorama kapal PLTD Apung yang terdampar di Punge Blang Cut. Sedangkan di lantai 2 museum berisi media pembelajaran berupa perpustakaan, ruang alat peraga, ruang 4D (empat dimensi), dan toko souvenir. Setiap hari museum ini selalu ramai dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Museum Tsunami buka setiap hari (kecuali hari Jumat) pada pukul 09.00-12.00 dan pukul 14.00-16.00 WIB. Museum Tsunami Aceh saat ini menerapkan tiket masuk.
Saat memasuki museum, para penjelajah akan menemukan gang sempit dengan air terjun yang mengeluarkan suara gemuruh di kedua sisinya seolah mengingatkan dahsyatnya gelombang tsunami. Museum ini juga menampilkan simulasi elektronik gempa bumi Samudra Hindia 2004, foto-foto korban dan kisah para penyintas, ruang pameran sementara. +Lokasi museum sangat mudah dijangkau baik menggunakan kendaraan umum maupun pribadi. Jika para pencari ingin mengunjungi museum ini, terlebih dahulu harus menemukan Lapangan Blang Padang yang terletak di kompleks pemakaman Kerkhof Peucut karena lokasi museum ini berada tepat di seberangnya.
Jika Anda berkunjung ke Banda Aceh yang terkenal dengan sebutan tanah Rencong (sebutan bagi para sejarawan), jangan lupa untuk mengunjungi Desa Wisata Gampong Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. Desa ini merupakan salah satu tempat wisata di Banda Aceh yang menarik untuk dikunjungi karena terdapat kapal yang berdiri di atas rumah warga.
Kapal ini memang tidak sengaja ditempatkan demikian, namun ini adalah bukti keganasan Tsunami yang meluluhlantahkan seluruh rumah dan infrastruktur, termasuk di Kota Banda Aceh, serta kapal yang terdampar yang terbawa ombak kuat ke permukaan dan tersangkut. di atap salah satu rumah warga. Kapal besar bisa tersangkut di rumah penduduk. Kini rumah dan kapal tersebut menjadi objek wisata sejarah yang dijaga dengan baik. Bahkan di bagian depannya terdapat informasi lengkap yang bisa dibaca oleh wisatawan yang datang. Benda tersebut dikenal sebagai kapal atau perahu di rumah Lampulo yang terletak di Jalan Tanjung, Gampong Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.
Untuk menuju kesana, dari pusat kota Banda Aceh dibutuhkan waktu sekitar 20 menit jika menggunakan sepeda motor. Sebuah perahu besar muncul di atas rumah, pengunjung juga bisa melihat ruangan yang ada di dalam rumah tersebut, meski kondisinya tidak utuh karena telah diterjang Tsunami. Ada pula nama-nama warga Lampulo yang tewas dalam bencana alam itu, yang terpampang di dinding rumah. Kemudian juga dibangun jalan seperti jembatan dengan ketinggian kurang lebih lima meter, tujuannya agar pengunjung dapat melihat kapal dari jarak yang lebih dekat. Kapal kayu dengan panjang 25 meter dan lebar 5,5 meter serta berat 20 ton itu kini telah dicat dengan kombinasi warna biru, merah, putih dan hitam di beberapa sisinya. Untuk diketahui, kapal tersebut mendarat di rumah keluarga pasangan Misbah dan Abbasiyah. Sebelum bencana besar terjadi, kapal kayu tersebut berada di sungai Krueng Aceh di area docking kapal.
Pengunjung yang datang ke tempat tersebut, tidak perlu khawatir dengan fasilitas. Karena ada mushola, tempat parkir dan toilet serta penjual souvenir. Jadwal kunjungan dibuka mulai pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB untuk sesi pagi. Sedangkan sore hari mulai pukul 14.00 hingga 18.00 WIB. Khusus untuk sesi Jumat pagi buka mulai pukul 08.00 hingga 11.00 WIB.
Tugu Nol Kilometer Republik Indonesia atau biasa disebut Tugu Nol Kilometer merupakan penanda geografis yang unik di Indonesia. Hal ini terkait perannya sebagai simbol perekat nusantara dari Sabang di Aceh hingga Merauke di Papua. Monumen ini tidak hanya menjadi penanda ujung terjauh Indonesia bagian barat, tetapi juga menjadi objek wisata sejarah bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dahulu, sejarah Tugu Sabang 0 Kilometer merupakan kawasan yang tidak terawat. Tempat itu penuh dengan monyet. Hewan-hewan ini selalu menyambut wisatawan yang datang, meminta makanan kepada pengunjung, sehingga pengunjung Tugu Nol Kilometer menyediakan makanan ringan untuk mereka, hal ini membuat kawasan Tugu terlihat kotor, Melihat kondisi situs wisata sejarah Tugu 0 Kilometer Sabang yang kurang terawat , pemerintah melakukan gerakan renovasi pada bangunan tersebut. Proses renovasi dilakukan cukup lama karena pengelola wisata juga sedang memperbaiki kerusakan di sekitar monumen.
Selesai renovasi gedung Tugu 0 Kilometer diresmikan pada tanggal 9 September 1997 oleh Presiden Try Sutrisno. Pak Try Sutrisno meresmikan peresmian Tugu 0 Kilometer dengan menandatangani tiang bundar. Letak pilar tersebut berada di lantai satu bangunan tugu. Untuk menuju monumen ini Anda harus membeli tiket penyeberangan Banda Aceh – Sabang dengan kapal cepat yang dijual dalam tiga kelas, Bisnis Rp 65.000, Eksekutif Rp 75.000, dan VIP Rp 95.000. (harga dapat berubah sesuai dengan kondisi ekonomi). Penumpang kelas bisnis duduk di dek yang tidak ber-AC. Sedangkan penumpang kelas Eksekutif dan VIP sama-sama ditempatkan di ruangan ber-AC, namun di ruangan yang berbeda. Kursi kelas VIP lebih nyaman dan dengan ruang kaki yang lebih luas. Penumpang dapat naik ke dek kapal untuk melihat pemandangan.
Lokasi monumen ini berada di kawasan Hutan Wisata Sabang, tepatnya di Desa Iboih Ujong Ba'u, Kecamatan Sukakarya, Sabang. Terletak di sebelah barat Kota Sabang, kurang lebih 29 kilometer atau memakan waktu sekitar 40 menit berkendara. Pesona keindahan sejarah Tugu 0 Kilometer Sabang terletak pada bangunan tugu yang begitu asri dan kokoh. Pesona keindahan monumen tampaknya mampu menarik wisatawan untuk berjalan memasuki bangunan tua tersebut.
Monumen ini merupakan bangunan bercat putih dengan ketinggian sekitar 43,6 meter di atas permukaan laut. Monumen dicat putih dan bagian atas lingkaran menyempit seperti mata bor. Bagian atas monumen ini adalah patung burung Garuda memegang angka nol, disertai dengan prasasti marmer hitam yang menunjukkan posisi geografisnya. Rencong yang merupakan senjata khas Aceh juga terdapat pada tugu tersebut sebagai simbol perjuangan rakyat Aceh dalam memerdekakan Indonesia.
Di lantai satu tugu terdapat tiang berbentuk bulat dan terdapat prasasti peresmian tugu yang ditandatangani oleh Wakil Presiden, Try Sutrisno, pada tanggal 9 September 1997. Di lantai ini juga terdapat beton persegi empat tempat dua buah prasasti. terlampir yaitu prasasti pertama yang ditandatangani oleh Menteri Riset dan Teknologi BJ. Habibie 24 September 1997. Dalam prasasti tersebut tertulis bahwa penentuan letak geografis Indonesia diukur oleh para ahli Teknologi BPP dengan menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS).
Bukit Lawang
Resor wisata populer Bukit Lawang, yang terletak di pinggiran paling timur Taman Nasional Gunung Leuser, 78 km di utara Medan, adalah rumah bagi Pusat Rehabilitasi Orang-Utan. Pada 2 November 2003, banjir bandang merobek jantung resor yang menewaskan lebih dari dua ratus orang, termasuk lima turis. Proses pembangunan kembali akhirnya selesai dan area yang hancur di seberang pusat makan telah mendapatkan kembali banyak desas-desus sebelumnya. Dengan pilihan trek yang indah ke jantung hutan, petualangan air putih dan beberapa kesempatan terbaik untuk melihat orang-utan liar di dunia, ini adalah tujuan yang patut dikunjungi.
Bukit Lawang memiliki lokasi yang menakjubkan di bawah tirai hutan lebat di tepi Sungai Bohorok. Selain bersantai di salah satu dari banyak kafe dan bar, daya tarik utamanya adalah waktu makan di belakang Pusat Rehabilitasi Orang-Utan dan trekking di Taman Nasional Gunung Leuser.
Pusat Rehabilitasi Orang-Utan Bohorok
Alasan keberadaan resor wisata ini adalah Pusat Rehabilitasi Orang-Utan Bukit Lawang Bohorok yang didirikan pada tahun 1973 oleh dua wanita Swiss, Monica Borner dan Regina Frey, dengan tujuan mengembalikan orangutan utan yang ditawan dan yatim piatu ke alam liar setelah mengajari mereka kembali seni memanjat pohon dan membangun sarang. Program rehabilitasi ditangguhkan beberapa waktu lalu dan meskipun pusat tersebut masih buka, itu lebih merupakan objek wisata daripada apa pun.
Pengunjung diizinkan untuk menyaksikan sesi makan dua kali sehari, selama satu jam yang berlangsung di bukit di belakang pusat. Semua pengunjung harus memiliki izin dari kantor PHPA. Semuanya baik-baik saja, Anda harus melihat setidaknya satu orang-utan selama sesi, dan menyaksikan senam mereka adalah menikmati salah satu pengalaman paling berkesan di Indonesia.
Tubing
Tubing – seni duduk di ban dalam yang mengembang saat sakit di hilir, babak belur oleh arus liar Bohorok – populer meskipun bukan tanpa risiko. Tabung dapat disewa dari hampir semua tempat di Bukit Lawang. Jika Anda bukan perenang yang kuat, pertimbangkan untuk tubing pada hari Minggu, ketika penduduk setempat mempekerjakan tim penyelamat di sepanjang bentangan sungai yang lebih berbahaya di sekitar Bukit Lawang. Jeram bisa sangat ekstrem setelah hujan lebat, jadi harus dicoba dengan hati-hati jika Anda tanpa pemandu. Ada jembatan 12 km di hilir (2-3 jam) desa, dari mana Anda dapat naik bus kembali.
Trekking
Bukit Lawang adalah basis paling populer untuk mengatur trek ke Taman Nasional Gunung Leuser, dengan banyak pemandu yang berbasis di sini. Jika Anda hanya ingin perjalanan singkat sehari, berjalan-jalan di hutan di sekitar Bukit Lawang baik-baik saja, dan kesempatan Anda untuk melihat monyet, owa, kera dan, tentu saja, orang-utan tinggi.
Semakin banyak pengunjung yang menuju jauh ke dalam hutan untuk mencapai Tangkahan, yang menawarkan trek yang dipasang gajah dan arung jeram. Salah satu pilihan paling populer (dan menyenangkan) dari Bukit Lawang tetap menjadi perjalanan sehari penuh, yang mencakup makan siang dan diakhiri dengan perjalanan tiga puluh menit ke Bukit Lawang melalui jeram di atas rakit tabung tiup. Panduan yang disediakan oleh Jungle Inn memiliki penolakan terbaik. Siapa pun yang Anda putuskan untuk dipekerjakan, mereka tidak boleh memberi makan, menyentuh, atau bahkan memanggil orang-utan.
Danau Toba dan Pulau Samosir
Terletak tepat di tengah-tengah provinsi, Danau Toba yang seperti permata adalah danau air tawar terbesar di Asia Tenggara, dan pada ketinggian 525m mungkin juga yang terdalam di dunia. Itu terbentuk sekitar 80.000 tahun yang lalu oleh letusan gunung berapi kolosal: kaldera yang diciptakan akhirnya tertekuk di bawah tekanan dan runtuh dengan sendirinya, cekungan sisi tinggi yang tetap terisi air untuk membentuk danau. Letusan gunung berapi kedua yang lebih kecil, 50.000 tahun setelah yang pertama, menciptakan sebuah pulau seukuran Singapura di tengah danau. Pulau ini, Pulau Samosir, adalah jantung budaya dan spiritual orang Batak Toba dan salah satu tempat paling menarik, menyenangkan dan santai di Indonesia.
Pulau Samosir bisa dibilang tempat terbaik di Sumatera untuk bersantai selama beberapa hari di tempat tidur gantung di tepi air biru. Sebagian besar wisatawan menuju pantai timur Samosir di mana ada serangkaian resor yang menyenangkan, yang utama adalah Tuk Tuk, menampung banyak hotel, restoran, dan bar. Dari sini Anda dapat melakukan perjalanan ke perbukitan yang gundul di pusat Samosir atau mengelilingi garis pantai pulau dengan sepeda motor, memanggil desa-desa Batak kecil yang memiliki makam flamboyan dan rumah-rumah beratap cekung yang khas, serta pusat budaya pulau Simanindo, di pantai utara Samosir.
Trekking melintasi Samosir
Perbukitan di tengah menara Samosir 700m di atas danau, dan di jantung pulau adalah dataran tinggi besar dan Danau Sidihoni, badan air seukuran kolam desa yang besar. Ini adalah sepuluh jam berjalan kaki dari satu sisi pulau ke sisi lain, tetapi persinggahan di salah satu desa di dataran tinggi biasanya diperlukan. Sebagian besar dimulai di Ambarita di pantai timur, di jalur menanjak, dari tempat itu mendaki dua hingga tiga jam ke desa puncak bukit kecil Partukongan – alias Dolok atau “puncak” – titik tertinggi di Samosir.
Ada dua homestay di sini, milik John dan Jenny, dan losmen Peter di desa berikutnya di jalan setapak, Ronggurnihuta. Penduduk desa bisa sedikit kabur saat memberikan petunjuk arah, jadi berhati-hatilah dan sering-seringlah memeriksa dengan orang yang lewat bahwa Anda berada di jalur yang benar. Ronggurnihuta berjarak tiga atau empat jam berjalan kaki, dengan Pangururan tiga hingga empat jam lebih jauh di ujung jalur menurun yang sangat panjang (18 km) yang melewati Danau Sidihoni dalam perjalanan. Tiba di Pangururan sebelum jam 5 sore dan Anda harus tepat waktu untuk naik bus terakhir kembali ke pantai timur; jika tidak, menginaplah di Wisata Samosir di halte bus.
Tuk tuk
Perairan yang mengitari tepi Tuk Tuk aman untuk berenang, meski bisa kotor; bagian danau yang dibatasi tali oleh Carolina's, lengkap dengan ponton, kano, dan papan loncat, adalah tempat paling populer. Ada juga beberapa kegiatan yang ditawarkan di Tuk Tuk, termasuk perjalanan berpemandu melintasi bagian dalam pulau dan perjalanan speedboat ke Tomok, Ambarita, dan Simanindo. Anda juga dapat menyewa sepeda dan sepeda motor, jika Anda ingin mengunjungi pulau yang lebih jauh.
Kota Padang dapat menjadi salah satu rekomendasi yang tepat untuk berlibur bersama keluarga atau pasangan suami isteri. Kota Padang mempunyai banyak destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Mulai dari wisata alam sampai wisata budaya yang memukau bagi pengunjung. Kota Padang sendiri mempunyai wilayah yang berbatasan langsung dengan laut, sehingga di tempat banyak sekali pantai yang bisa disinggahi
Bila kamu visit ke kota Padang tidak akan membuat bosan apalagi dengan makanannya serta banyaknya tempat wisata yang dapat dinikmati. Info kali ini kami kutip dari berbagai sumber, berikut adalah ulasan mengenai tempat wisata di Padang yang wajib dikunjungi.
1. Pantai Air Manis tempatnya Batu Malin Kundang
Di tempat ini ada juga sebuah batu yang berbentuk seperti manusia sedang bersujud. Masyarakat setempat meyakini bahwa batu tersebut adalah Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu oleh ibunya. Hal menarik lainnya yang terdapat di destinasi wisata ini adalah bebatuan yang mirip seperti tali tambang kapal dan kayu yang berbentuk pecahan badan kapal. Penduduk sekitar juga yakin bahwa batu tersebut bukan kebetulan, tapi ada hubungannya dengan legenda Malin Kundang.
2. Pantai Padang yang langsung terhubung dengan Samudera Hindia
Pantai Padang adalah salah satu tempat wisata di Padang yang paling favorit dan banyak dikunjungi oleh wisatawan. Apalagi sesudah Pemerintah Kota Padang yang memoles destinasi tersebut dengan berbagai fasilitas dan tempat yang semakin nyaman.
3. Pantai Pasir Jambak
Pesona dari tempat wisata di Padang ini berada di pasir putihnya, tempat yang landai, dan pohon kelapa yang menjulang tinggi. Selain itu, tempat ini juga sudah menyediakan fasilitas lain yang dimulai dari rumah makan, gazebo, homestay, sampai area parkir yang luas. Bila akan berkunjung ke tempat ini, disarankan datang pada waktu senja untuk menikmati tenggelamnya matahari.
4. Pantai Nirwana
Pantai yang berada di Kota Padang memang dikenal lantaran memiliki keindahan. Tempat wisata ini begitu cocok untuk didatangi bersama dengan keluarga atau pasangan. Ombaknya yang tidak terlalu besar dan hamparan pasir putih yang sangat indah dan menakjubkan tidak boleh dilewatkan. Bahkan, para pengunjung diizinkan untuk bermain air dan berenang di tempat ini. Akan tetapi, tidak diperbolehkan untuk melebihi garis pantai yang bisa membahayakan nyawa. Bila sudah selesai bermain air, kamu juga bisa langsung menyantap hidangan yang sangat enak dan lezat.
5. Jembatan Siti Nurbaya
Tempat wisata di Padang ini cukup unik karena mengangkat nama dari kisah Siti Nurbaya. Jembatan ini membentang sekitar 156 meter di atas permukaan Sungai Batang Aru. Nama Siti Nurbaya lantaran fungsinya sebagai salah satu penghubung menuju Gunung Padang yang menjadi latar novel klasik Siti Nurbaya. Jembatan ini juga bisa dijadikan sebagai tempat menikmati panorama terbenamnya matahari.